sorotcelebes.com | MAJENE —Peristiwa yang menimpa seorang nasabah PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Persero unit Pelattoang, Kabupaten Majene, Sulbar disinyalir tergolong dalam social engineering atau rekayasa sosial.
Hal itu diungkapkan kepala unit BRI Pellattoang, Andi Arda kepada sejumlah awak media saat ditemui dikantornya. Selasa (22/10/2024).
Social engineering merupakan sebuah teknik manipulasi yang memanfaatkan kesalahan manusia untuk mendapatkan akses pada informasi pribadi atau data-data berharga.
Dalam dunia cybercrime, jenis penipuan human hacking ini dapat memikat pengguna untuk tidak menaruh curiga.
Pengguna dapat dengan mudah mengungkapkan data, menyebarkan infeksi malware, dan memberikan akses kesistem yang terjaga.
Umumnya, rekayasa sosial seperti ini memiliki dua tujuan spesifik, yakni untuk menyabotase dan mencuri.
Andi Arda menyebut, peristiwa tersebut merupakan kelalaian nasabah karena diduga mengakses link mencurigakan sehingga data pribadi bisa diakses oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
“Yang dialami oleh nasabah kami itu kemarin tindakan social engineering, murni dimana kelalaian nasabah mengklik link yang mencurigakan,” katanya
Andi Arda juga kembali menegaskan, jika saldo raib karena kelalaian nasabah maka itu bukan tanggung jawab dari pihak Bank.
“Kalau murni karena faktor kelalaian nasabah, itu tidak bisa dikembalikan (uang nasabah) karena terkait ketentuan social engineering dengan tanggung jawab Bank. Kecuali kalau ada salah satu oknum pekerja (karyawan BRI) yang melakukan kesalahan atau human eror itu tanggung jawab BRI,” tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, Seorang Nasabah PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Persero kehilangan saldo secara misterius.
Kali ini dialami Haddad Alwi Nasabah BRI unit Pelattong Kabupaten Majene, Sulbar, dengan Nomor Rekening 8029-01-028923-53-7.
Haddad Alwi mengaku kehilangan uang sebanyak Rp.21.553.000,- (Dua Puluh Satu Juta Lima Ratus Lima Puluh Tiga Ribu Rupiah) ditabungan miliknya yang baru saja dibuka pada tanggal 03 oktober 2024.
Hal itu diketahui saat ia hendak menarik saldo dari rekening pada tanggal 19 Oktober 2024. “Saya kaget saldonya hanya tersisa Rp.39.000,- (Tiga Puluh Sembilan Ribu Rupiah). Pada hal, sisa saldo masih ada Rp.21 juta lebih saat transaksi terakhir pada tanggal 15 Oktober 2024,” kata Haddad. Senin 21/10/2024.
Mengetahui saldonya raib secara misterius, ia mendatangi kantor BRI unit Pellattoang untuk melakukan pengaduan. Setelah memeriksa mutasi rekening, ada puluhan kali transaksi briva yang terjadi tanpa diketahuinya.
Anehnya, Petugas BRI yang berupaya melakukan pengecekan dan pelacakan tidak bisa menyimpulkan data lengkap kemana mutasi uang direkening tersebut.
“Uang mengalir kepengguna Briva, bukan pengguna rekening. Briva sangat sulit untuk dilacak kelengkapan datanya,” ungkap Ahmad Jufri, petugas BRI Unit Pellattoang.
Ahmad juga menyebut, peristiwa ini merupakan kejahatan skimming sehingga kerugian nasabah diluar tanggung jawab pihak BRI.
Pihak BRI menghimbau nasabah agar lebih berhati-hati, untuk tidak mengunduh atau menginstal maupun mengakses aplikasi yang tidak resmi.
selain itu, petugas BRI yang mengatasi pengaduan nasabah tersebut juga menyarankan agar menindak lanjuti dengan melaporkan kepihak Kepolisian.
Atas insiden yang manimpanya, Haddad Alwi menilai keamanan data privasi pelayanan BRI kuran ketat. “Selaku nasabah yang dirugikan akan menindak lanjutinya dengan harapan saldo yang hilang secara misterius dapat kembali,” pungkasnya.