sorotcelebes.com | MAJENE — Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Anti Kekerasan Seksual (Sakral) Majene menggeruduk Markas Kepolisian Resor (Polres) Majene, Jumat, 10 Oktober 2025.
Mereka menuntut kepolisian bertindak cepat menetapkan tersangka dalam kasus dugaan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur yang terjadi di SMA Negeri 2 Majene.
Dalam aksinya, para demonstran menilai proses penanganan kasus tersebut berjalan lamban dan memperlihatkan lemahnya komitmen aparat penegak hukum maupun pemerintah daerah. Mereka membawa poster-poster bernada protes dan menyerukan keadilan bagi korban.
“Kami dari Sakral Majene mendesak penegakan keadilan serta perlindungan terhadap korban dan seluruh perempuan di Kabupaten Majene,” teriak M. Gilang, dalam orasinya di depan Mapolres Majene.
Sakral Majene juga menyoroti sikap pemerintah daerah yang dinilai abai dalam mengawal pemulihan korban dan pemenuhan hak pendidikannya. Dalam pernyataan sikapnya, mereka menuntut Dinas Pendidikan Majene segera membentuk satuan tugas pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di setiap sekolah.
Desakan tak berhenti di situ. Sakral Majene juga mendesak Pemerintah Kabupaten Majene segera merancang dan mengesahkan peraturan daerah (perda) tentang perlindungan perempuan dan anak dari kekerasan seksual. Mereka menuntut Bupati Majene untuk secara terbuka menyatakan komitmennya dalam menciptakan ruang aman, khususnya di lingkungan pendidikan.
Menanggapi tekanan publik, Kepolisian Resor Majene menyatakan akan segera menggelar perkara. KBO Satreskrim Polres Majene, Ahmad, memastikan proses hukum masih berjalan.
“Kami sudah lakukan rekonstruksi di TKP Jumat lalu. Insya Allah hari Senin kami gelar perkaranya,” ujar Ahmad singkat kepada wartawan usai berdialog dengan perwakilan pengunjuk rasa.