sorotcelebes.com | MAJENE — Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Andi Ruskati mendesak Polres Majene segera menuntaskan kasus puluhan Balita alami gejala keracunan di Kecamatan Pamboang, Kabupaten Majene pada 6 mei 2024 lalu, yang saat ini masih bergulir dimeja penyelidik.
Menurutnya, penanganan kasus tersebut harus diselesaikan dengan cepat agar titik permasalahannya diketahui oleh masyarakat terutama bagi keluarga korban.
Andi Ruskati juga menekankan kepada Aparat Penegak Hukum (APH) khususnya yang terlibat langsung dalam penyelidikan kasus ini agar tetap menjaga integritas dan prefesional dalam mengungkap kebenaran.
“Ya harus cepat. Cepat ditau permasalahan, kenapa nda cepat kalau yang seperti ini, janganlah ditunda-tunda. Kalau memang salah ya salah, kalau memang benar ya kasi benar, itu yang perlu. Mesti kita harus konseptual menelisik dan melihat ini apa yang terjadi, ada apa ini? Untung tidak ada yang korban (meninggal),” tegasnya kepada sejumlah awak media saat diwawancari di halaman Gedung Assamalewuang Majene. Kamis (06/06/2024).
Istri Mantan Gubernur Sulbar itu juga sangat menyayangkan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Majene lantaran mengelola program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Bagi Keluarga Beresiko Stunting yang tidak melibatkan ahli gizi hingga nyaris merenggut nyawa.
“Yang salahnya karena tidak ada pendamping gizi. Harus memang ada pendamping gizi karena tanpa pendamping gizi, seenaknya orang memasak. Tetapi kalau ada pendamping gizi tentu terkontrol disitu makanan apa yang dimasak. Itu masalahnya,” ujar Andi Ruskati.
Pihaknya juga sudah menghimbau semua OPD yang punya program serupa dengan PMT agar selalu melibatkan Ahli gizi sebagai pendamping jika melaksanakan program.
“Jadi jangan lagi masak. Sudah dihimbau waktu kami rapat dengan mentri kesehatan, dia menyampaikan jangan sama sekali memasak untuk masyarakat, untuk anak-anak kalau tidak ada pendamping gizi. Jadi kalau ada apa-apa yang kenak adalah ahli gizinya,” ucapnya.
Selain itu, politisi perempuan jebolan Gerindra tersebut juga mengungkap bahwa sumber aggaran yang digunakan oleh DPPKB melaksanakan program PMT adalah APBD Kabupaten Majene.
“Saya bilang, anggaran apa yang kenak ini, anggaran APBDnya atau APBN?, APBDnya katanya. Kan kita tanya, saya tanya Kementrian Kesehatan, dia bilang bukan dari kita, karena Bupati juga menganggarkan APBD sehingga yang dipakai ini anggaran APBDnya,” ungkap Andi Ruskati.
Diketahui, 43 baduta dan balita di Kecamatan Pamboang, Kabupaten Majene, Sulawei Barat, terpaksa dilarikan ke puskesmas setempat lantaran diduga mengalami keracunan massal usai mengonsumsi bubur pemberian DPPKB Majene saat menggelar kegiatan Launching Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Bagi Keluarga Beresiko Stunting di Kantor Camat Pamboang, pada hari senin, 6 mei 2024 lalu.