Makassar–Berdasarkan data Indeks Risiko Bencana (IRB) Tahun 2021, Sulbar merupakan provinsi paling rawan bencana di Indonesia. Mengingat hal tersebut, Pemprov Sulbar akan membangun kerjasama dengan Universitas Hasanuddin (Unhas) dalam rangka Mitigasi bencana (mengurangi resiko bencana) di provinsi ke-33 ini.
Itu dibahas pada Focus Group Discussion (FGD) Dalam Rangka Pendampingan Penyusunan Perencanaan Mitigasi dan Adaptasi Kebencanaan Provinsi Sulbar, di Ruang Rapat A Lantai IV Rektorat Universitas Hasanuddin (Unhas), Jumat 27 Januari 2023.
Sekprov Sulbar Muhammad Idris mengatakan, gempa bumi yang terjadi di Sulbar pada 2021 lalu menjadi momentum bagaimana upaya menjadikan Sulbar menjadi provinsi tangguh bencana.
“Kejadian di Sulbar pada 2021, istilah Saya menjadi pintu masuk untuk memastikan Sulbar harus dikeluarkan dari zona paling beresiko bencana,”kata Idris
Pada kesempatan itu, Idris menyampaikan beberapa upaya yang perlu dilakukan bersama untuk mengurangi resiko bencana di Sulbar, diantaranya pertama, memberikan literasi kebencanaan melalui eksekutif meeting bagi para leader agar lebih meningkatkan pengetahuan terkait kebencanaan.
Kedua, melakukan training atau pelatihan mengenai kebencanaan khususnya bencana gempa bumi di tingkat desa dan membuat kurikulum pendidikan kebencanaan di level sekolah.
Hal lain yang lebih penting, lanjut Idris, adalah pihak Unhas diharapkan dapat melakukan kajian resiko bencana di Sulbar.
Sementara, Wakil Rektor IV Unhas Prof. Adi Maulana mengatakan, berbicara mengenai bencana pemerintah tidak bisa menyelesaikan sendiri, tetapi harus memang membutuhkan kerjasama pentahelix, baik dari pemerintah, akademisi dan masyarakat.
Adi Maulana menuturkan, bencana merupakan sunnatullah yang tidak bisa dihindari, namun mengahadapinya membutuhkan strategi bagaimana mengurangi resiko dari bencana itu sendiri.
“Menghadapi bencana mindset yang harus dijalankan adalah pengurangan resiko bencana. Hal seperti inilah yang dijalankan di Jepang dan beberapa negara-negara maju, sehingga secara praktis mereka tidak terganggu ketika bencana terjadi. Jadi resikonyalah yang kita kurangi, itulah strategi yang akan kita dekati, terutama untuk Sulbar,”bebernya
Olehnya itu, Adi Maulana menyatakan, pihaknya akan memikirkan program-program apa saja yang bisa dikerjasamakan termasuk di dalamnya sosialisasi.
“Saya berharap dengan tim yang akan dibentuk, kedepan dapat membuat tingkat resiko bencana di Sulbar bisa menurun,”ucapnya
Bahkan, Dia menargetkan dua atau tiga tahun kedepan Sulbar tidak lagi menjadi provinsi dengan tingkat resiko bencana tertinggi di Indonesia. (mhy)